0 Sumtin' Memorable, Sumtin Unforgotable.

Rabu, 25 Januari 2012
Jakarta, 22 Januari 2012

Cuaca kala itu cerah, matahari bersinar terik ditemani dengan iringan awan putih yang berarak pelan. Udara yang berhembus pun terasa kering. Tidak ada tanda hujan akan turun hari ini. Maka, tanpa berlama-lama aku pun membawa Hiro--nama untuk ksatria besi-ku, untuk segera melaju. Melintasi jalan dan mengarungi lautan lalu lintas dengan perlengkapan yang lengkap. Ini pertama kalinya aku membawa Hiro cukup jauh. Bukan karena ia tidak sanggup, hanya saja aku yang tidak hafal dengan lika liku jalan Ibukota. Haha. Tertawalah. Karena hal itu memang benar. Aku termasuk dalam kategori "New Rider". Yang sebelumnya hanya pejalan kaki dan korban angkot dan juga patas.

Dengan kecepatan kurang lebih 40 km/hr, aku dan Hiro melewati moment bersama. Melewati tiap tikungan, terhenti oleh lampu merah dan melayang cepat di sertai desiran angin yang menghantam kaca plastik helmku. Walau terkadang harus terganjal dengan kemacetan, atapun lubang yang tidak bisa aku hindari di jalan. Well, Hiro memang jagoanku.Aku suka ksatria merahku.

Sampai akhirnya aku tiba di tempat yang aku tuju, Gajah Mada Plaza. Terletak di daerah Harmoni, Jakarta Pusat tak jauh dari Halte utama atau yang terbesar dari Transjakarta. Dan untungglah, aku tidak kesulitan untuk memarkirkan Hiro, karena biasanya aku masih canggung dalam urusan parkir-memarkir. Hehe. Apalagi di tempat yang belum pernah aku pijaki.

Dan disanalah, aku bertemu dengan sekumpulan teman yang sudah sepakat untuk menghabiskan akhir minggu bersama. Di awali dengan acara karokean dengan suara yang rata-rata ngepas a.k.a sebisanya lah, kecuali Vman, wow, dia sudah seperti diva. Apalagi dipasangkan dengan Aoi saat mereka duet bareng menyanyikan lagunya Reza dan Masaki, (Vman sih oke, tapi Aoi?) Terlihat jelas perbedaanya. (Yaiyalah, Vman kan cewe, klo Aoi cowok) lalu ada Rommy yang membawakan lagu Josh Groban dengan penuh penghayatan (udah kaya mau audisi Indonesian Idol), tak kalah heboh Iori yang mengCover Alamat Palsunya Ayu Ting Ting di sertai goyang perut. Dan yang tidak ketinggalan Nami, sponsor utama dari acara karokean kami kala itu, berduet dengan saya sendiri dalam menyanyikan Avril-Wish you were here.

Waktu 2 jam terasa singkat, dan akhirnya harus kami akhiri dengan iringan lagu dari Mandy Moore yang tidak jadi di nyanyikan. Haha. Setelah itu pun kami menuju tempat pemberhentian berikutnya. Lunch Time--meski telat. Setalah sibuk berperang dengan piring masing-masing  yang terhidang, kami memutuskan berpencar untuk hunting barang-barang obralan disertai foto-foto narsis. Sampai akhirnya kami bosan. Untung ada Rommy yang mengajak untuk hunting di Pasar Pagi (sebenernya sih untuk kepentingannya sendiri), tapi karena kami teman-teman yang baik hati tidak sombong dan rajin menabung *loh* kami pun turut menemaninya.

Dengan 3 motor yang berjalan berendengan, kami menuju target berikutnya. Senang rasanya ketika kami tertawa lepas saat main kucing-kucingan dengan polisi yang berada di tengah perempatan Kota Tua (mungkin Nami sama Vman tidak demikian). Tapi aku rasa, sore kala itu cukup seru dan menegangkan.

Sesampainya disana, kami bergerak demi mencari sebuah benda yang di incar Rommy. Sempat ada kejadian "Vman anak yang hilang", namun akhirnya ketemu lagi. Sebenarnya, Mall itu sudah mau tutup, dengan lampu dan eskalator yang mulai di matikan serta beberapa pegawai yang mulai sibuk merapikan barang dagangannya. Saat itu aku merasa terjun dalam sebuah adegan film horor dimana dikisahkan sekumpulan remaja yang memasuki gedung terbengkalai dengan ruangan gelap tidak berpenghuni yang akhirnya terperangkap dan bertemu mahkluk-mahkluk penghuni sana. Haha. Khayalanku memang terlalu tinggi.

Sampai akhirnya malam pun menjelang. Di tempat parkir motorlah kami terdampar, tak tahu harus kemana sementara Vman yang gelisah dalam memutuskan dirinya harus pulang atau tidak. Tadinya aku pun menginginkan hal yang serupa, namun hal itu aku urungkan. Maka, jadilah kita menjelajah malam di Kota Tua yang di padati gedung-gedung lama bersejarah. Dari mulai Iori dan Vman yang menguji keberuntungan mereka memasukkan sebuah cincin plastik ke dalam botol, aku dan Nami yang sibuk mengagumi pernak-pernik unik yang terhampar di sepanjang jalan menuju Fatahillah, Aoi yang ingin memasang tatto, serta Rommy yang terlihat kalem-kalem aja.

Aku beruntung memiliki mereka sebagai teman, sungguh.

Dan akhirnya kami pun mengakhiri malam yang kian kelam dengan bersantai di sebuah kedai es krim yang di dekor dengan suasana Jakarta tempo dulu. Lelah namun menyenangkan. Sayangnya, tidak ada gambar yang bisa di abadikan. Akan tetapi, walaupun saat itu terdapat kamera, mungkin memorinya tidak akan cukup untuk menampung luapan kegembiraan kami semua. Semoga kelak, hari-hari itu dapat terulang. Di tempat dan waktu yang berbeda, tentu saja.

Aku berharap....

NB: Rikuesan Aoi
Lelaki matang bernama Aoi sepanjang hari tiada matinya menggombali Vman yang sayangnya ga mempan. Hati Vman lebih kuat dari bola beton yang dipasang sama petugas rel kereta api. Haha.