0 Sign It

Rabu, 21 September 2011
Nah. Begini ini klo orang lagi keranjingan ama blog di tambah kurang kerjaan. Jadinya tiap 'ari kerjaannya oprek-oprek Blog, walaupun itu blog udah di macem-macemin sedemikan rupa. hahaha.

Kemaren sibuk ganti template. Ngobrak-abrik mbah gugel cuma buat nyari templete yang bagus n oke punya. Dan, walah. Jadinya ya kaya gini deh. Abis itu, sibuk gonta ganti Nama Blog, dan yang akhirnya malah alay alay kek gini. wekeke. sebodo dah. Ntar2an juga gw ganti lagi

Dan sekarang, ribet bikin tanda tangan digital (cieelah) buat majang di Blog. Yeah, iseng2 berhadiah. Lumayan juga sih, hahaha. Thanx to aiz yang udah inspiring me buat bikin ttd aneh nan gajebo begini.

JENGJENGJENG. INILAH DIA

Muehehehehe... cuman begitu doangan sih. Tapi yah, not bad. Gampanglah nanti klo mau buat lagi. Tinggal klik, klik, klik, beres.

Kalo anda2 tertarik? Tinggal klik ini aja ,  rebes kok.

Aou Revoir~~

0 Siti Maesaroh

Senin, 19 September 2011
--sebelas tahun silam.

 "APA ELU KATE BANG?? AYE KAGA SALAH DENGER, EH?" teriak seorang wanita yang tengah hamil besar. Berdiri dengan kedua tangan di pinggang dengan raut muka memerah. 

"Suer, Nap. Abang kaga bo'ong, maapin abang Nap. Abang khilaf," jawab suaminya terbata.Bersimpuh di depan sang istri yang tanpa sengaja memergokinya sedang kencan dengan salah seorang bule berambut pirang. Jaenab yang tidak bisa menerima kelakuan suaminya, langsung melabrak mereka. Adu jambak rambutpun tidak dapat terhindarkan.Si bule yang tidak mempunyai ilmu bela diri Silat Betawi Sabeni, akhirnya menyerah kalah. Dan tinggallah sang suami seorang.

"POKOKNYE AYE KAGA MAO TAU, AYE MINTACER--AAAAAAHHHH--"

"Neng!! Neng kenapa neng?" pekik suaminya panik sementara sang istri terkulai lemas sambil memegangi perutnya. Bulir keringat sebesar bola golf  meluncur dari kening dan juga lehernya. Matanya terpejam, dan samar terdengar erangan kesakitan dari bibirnya. Kelahiran anak pertama meraka di perkirakan seminggu kemudian, namun karena emosi yang begitu meluap, akhirnya air ketubanpun pecahh.

"Sabar ya neng, abang bawa ke dukun beranak," kata sang suami bersiap menggotong Jaenab.

“Bego lu ye bang, disini mah kaga ada dukun beranak, tau!” sang sitri masih sempet-sempetnya memaki sang suami. “Cepetan bawa aye ke rumah sakit,” 

"I-iye, neng." angguk suaminya nurut. Yeah, Dia sama sekali tidak bisa membantah perintah dari istrinya, karena dia sudah tergabung dalam kelompok ISTI. Ikatan suami-suami takut istri.

Sekarang

“Sitiiiiiii,” pekik seorang wanita paruh baya dari arah dapur. Berpakaian daster lengkap dengan sebuah lap meja yang setia nangkring di atas pundaknya. Wanita itu adalah Jaenab, ibu dari anak perempuan sebelas tahun.  Seorang pekerja rumah yang merantau ke negri antah berantah dengan bekal ilmu masak dan bebersih rumahnya. Seorang keturunan betawi asli yang hidup jauh dari tanah airnya demi sebuah cita-cita mustahil, yaitu memperbaiki keturunan. Jaenab tidak cantik, dengan tinggi semampai (semester tidak sampai. red) dan kulit sawo matangnya ia ingin agar kelak mempunyai keturunan yang lebih baik darinya. Sebab itulah wanita tersebut mengikuti program pemerintah yang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat dan tentu saja perekonomian itu sendiri dengan menjadi seorang TKW. 

Namun, cita-cita mulia tersebut kandas ketika ia jatuh cinta pada seorang pemuda kelahiran Betawi juga. Yah, apa mau di kata. Nasi sudah jadi bubur. Dan beginilah nasibnya sekarang. Memiliki seorang anak perempuan yang rada bawel dengan bibir agak lebar. Dialah, Siti Maesaroh. Buah cinta Jaenab dengan Safei. 

(bersambung) 

0 Jak-Japan Matsuri 2011

Minggu, 18 September 2011

Jak-Japan Matsuri

1. Waktu Penyelenggaraan : 18 September – 25 September 2011
2. Tempat Penyelenggaraan : Jakarta dan sekitarnya
3. Penyelenggara : Komite Jak-Japan Matsuri
4. Dengan kerjasama : Pemerintah DKI Jakarta, Kedutaan Besar Jepang
5. Didukung oleh : Jakarta Japan Club
6. Organiser : Jakarta Matsuri-no Kai

Untuk keterangan lebih lanjut lanjut dapat menghubungi Sekretariat Jak-Japan Matsuri 2011
Sekretariat Jak-Japan Matsuri 2011

Garis Besar Acara Jak-Japan Matsuri (urutan tidak berdasarkan tanggal)
18 September : Upacara Pembukaan (tempat: Nikko Hotel Jakarta)
19 September
• Nakamura Japan (“KINNIKU DENSETSU – Muscle
Musical-“ dan “Drama Kerajaan Majapahit – Kizuna,
Sebuah Ikatan Persahabatan”)
• Pagelaran Musik Tradisional Jepang
• Lecture mengenai Japanese Tea
• Pertandingan Persahabatan Olahraga
• Seminar/Simposium berkaitan dengan Jepang *
• Acara Pertukaran Budaya Indonesia-Jepang
• Lecture & Demonstrasi Masakan Jepang *
20 September
21 September
22 September
23 September
24 September
25 September: FINALE (tempat : Monas)
(* masih dalam tahap rencana)

Kedutaan Besar Jepang di Indonesia
Jalan MH Thamrin No.24 Jakarta Pusat
Tel: 021-3192-4308
Fax: 021-3192-4820
E-mail: jw-jakarta@hotmail.co.jp

0 Aku Melupakanmu

Sabtu, 17 September 2011
Aku melupakanmu, jelas.

Hitung saja sudah berapa detik, menit, jam, hari, bulan, bahkan tahun aku tidak menyentuhmu. Biadab, bukan. Tak pernah mengerti apa yang tengah terjadi padaku, kini. Aku kehilangan diriku. Kau paham?

Kini aku tidak lagi menulis, tidak lagi membaca, ataupun merangkai kata-kata indah yang bahkan tidak bisa di bilang indah. Aku terperangkap dalam sebuah kotak besar bernama "Pekerjaan". Sibuk berkutat sendiri di dalamnya sampai aku mengabaikan satu-satunya tempat pelampiasan emosiku. Disini. Aku melupakan hal-hal yang dulu aku minati. Tapi aku tidak menyalahkannya.

Dan hari ini, aku mulai duduk di depan Lappi. Menyalakan tombolnya dan mulai berselancar. Mengetik sebuah alamat yang aku lupakan. Perlahan jemariku bergerak, sedikit demi sedikit mengisi kekosongan yang sudah lama bersarang padanya. Aku bersalah, yeah, aku tahu itu. Perasaan itu melekatiku selayaknya kantong plastik yang terkena uap panas. Menempel erat.

Sekuat tenaga aku mulai menyusun satu demi satu kata yang nantinya akan ku torehkan di dalamnya, atau hanya mencoba membangkitkan gairah lama untuk sekedar menulis. Meskipun awalnya terasa berat, aku tetap berupaya. Namun, hal-hal yang sudah sekian lama menghilang memang tidak begitu saja dapat di bangkitka secepat kau menjentikkan jari. Ini tidak instan, bung. Tidak mudah merapal dalam satu paragrap penuh.

Hanya saja yang jelas, Aku berjanji pada diriku sendiri. Untuk rutin mengunjunginya sesering mungkin. Ku harap mood itu akan segera kembali.

Aku menunggumu...