Aku Melupakanmu

Sabtu, 17 September 2011
Aku melupakanmu, jelas.

Hitung saja sudah berapa detik, menit, jam, hari, bulan, bahkan tahun aku tidak menyentuhmu. Biadab, bukan. Tak pernah mengerti apa yang tengah terjadi padaku, kini. Aku kehilangan diriku. Kau paham?

Kini aku tidak lagi menulis, tidak lagi membaca, ataupun merangkai kata-kata indah yang bahkan tidak bisa di bilang indah. Aku terperangkap dalam sebuah kotak besar bernama "Pekerjaan". Sibuk berkutat sendiri di dalamnya sampai aku mengabaikan satu-satunya tempat pelampiasan emosiku. Disini. Aku melupakan hal-hal yang dulu aku minati. Tapi aku tidak menyalahkannya.

Dan hari ini, aku mulai duduk di depan Lappi. Menyalakan tombolnya dan mulai berselancar. Mengetik sebuah alamat yang aku lupakan. Perlahan jemariku bergerak, sedikit demi sedikit mengisi kekosongan yang sudah lama bersarang padanya. Aku bersalah, yeah, aku tahu itu. Perasaan itu melekatiku selayaknya kantong plastik yang terkena uap panas. Menempel erat.

Sekuat tenaga aku mulai menyusun satu demi satu kata yang nantinya akan ku torehkan di dalamnya, atau hanya mencoba membangkitkan gairah lama untuk sekedar menulis. Meskipun awalnya terasa berat, aku tetap berupaya. Namun, hal-hal yang sudah sekian lama menghilang memang tidak begitu saja dapat di bangkitka secepat kau menjentikkan jari. Ini tidak instan, bung. Tidak mudah merapal dalam satu paragrap penuh.

Hanya saja yang jelas, Aku berjanji pada diriku sendiri. Untuk rutin mengunjunginya sesering mungkin. Ku harap mood itu akan segera kembali.

Aku menunggumu...

0 komentar:

Posting Komentar